Welcome to Paradise......

SEPERTI LIRIK SEBUAH LAGU....AKHIRNYA SAYA KEMBALI LAGI MENGUNJUNGI BALI, PULAU DEWATA......

Sebenarnya cerita perjalanan ini sudah cukup basi dan baru sekarang saya bisa ceritakan karena selain baru punya blogger juga karena akhirnya punya waktu lagi untuk bikin cerita. Sooo....supaya tidak basi maka cerita ini akan saya selipkan beberapa informasi perjalanan....mana tau bisa dijadikan referensi.

Hari itu 22 Juli 2010, kami akhrinya tiba juga dibandara Ngurah Rai - Denpasar, Tepat pukul 2 PM waktu setempat. Setelah semua tas pakaian sudah ditangan, rencana berikutnya adalah mencari kendaraan untuk menunju....antah berantah......di pulau dewata ini, maklum kami belum booking hotel. Kesimpulannya ini perjalanan dengan planing "Go Show" dan berusaha meminimaliskan pengeluaran.....

Setelah beberapa saat kami membiarkan diri kami diberikan tawaran oleh berbagai macam jasa penyewaan mobil, akhirnya kami berdua memutuskan untuk duduk sejenak di "Starbuck Cafe" dulu sambil mikir "mau planning apa yach....?"
akhirnya keputusan pun keluar:

1. Sewa mobil dulu 
Biaya sewa mobil yg ditawarkan di bandara cukuplah mahal.....kami tidak tertarik. Tapi kami mempunyai simpanan referensi yang jauh lebih oke dan juga tarif happy alias bisa dihematttt....

Maka kami pun langsung telpon sijasa rental car tersebut, Namanya: Pak Ketut No.HP: 0818 576819
Kami menyewa sebuah mobil Avanza dengan biaya Rp.150.000 /hr. lepas kunci alias stir sendiri & biaya bensin tanggung sendiri.

Sang pemilik orang yang cukup ramah, menyenangkan dan mudah corporate.

2. Pergi ke lokasi yang paling dekat dulu dengan Bandara, tentu saja targetnya Pura Uluwatu....karena pas dengan timingnya "Sunset".

3. Habis dari Uluwatu kita ke Kuta Beach sambil nyari penginapan disekitarnya.

Alhasil.....inilah yang terjadi......

Transaksi jasa rent car berhasil lancar & mulus. Lalu kami langsung keluar kompleks bandara dengan bekal ditangan sebuah peta manual yang diperlengkap juga dengan GPS dari HP dan buku panduan wisata di Bali yang lengkap dengan petunjuk arah, jarak tempuh serta gambaran peta posisi tujuan wisatanya.

Mobil pun melaju kencang menunju TKP yaitu "Pura Uluwatu" yang termasuk wilayah daerah Pecatu sekitar 30km dari Denpasar. Pura ini terletak didaerah , kami terus berjuang....demi mengejar "Sunset" kami melewati jalan tikus. Setiap perjalanan begitu mengesankan, karena di jalan inilah kami bisa melihat sisi kehidupan sosial di Bali. Rumah - rumah penduduk, warung kelontong, warung makan, segerombolan anak - anak pulang sekolah dan kesibukan lainnya yang hanya bisa dilihat jika kita jadi penduduk di Bali bukan sebagai turis. Benar - benar melihat Bali dari sisi umum bukan dari sisi pariwisata. Wah kalo kita ikut tur atau lewat jalan umum....so pasti kita tidak akan bisa menikmati sisi indahnya keasrian masyarakat Bali.

Setelah berkutat dengan aneka belokan dan rintangan...akhirnya sampai juga di Pura Uluwatu, sang penjaga gerbang wisata pun sudah tau tujuan kita. Langsung kami digiring kelapangan parkir sambil ditarik biaya...apalah...mungkin guna menunjang tempat wisata....bla bla bla....sebesar Rp. 2.000,-.
Langsung kami menunju loket untuk bayar tiket seharga Rp.5.000,- dan dikasih sebuah selendang yang gunanya untuk menghormati atau semacamnya....

Pada saat kita mengunjungi Pura di Bali ada beberapa hal yang perlu kita ikuti tata caranya, terutama dalam berpakain. Tujuannya untuk menghormati, karena Pura adalah sebagai tempat beribadah dimana pengunjung yang datang diminta untuk berpakaian rapi. Bagi para wanita usahakan berpakaian yang sopan alias tidak mengumbar aurat, jika anda berpakain "tanktop & celana pendek" maka diminta untuk menyewa selendang untuk menutupi anggota tubuh yang terbuka. Bagi para pria pun juga diminta mengenakan celana panjang.

Begitu kita memasuki Pura, terasa sudah atmosfir Bali menyapa kami. Begitu kental suasana magis dari Pura ini ditambah dengan kondisi pengunjung yang tidak terlalu padat sehingga membuat kami termasuk beruntung bisa menikmati suasana yang lebih santai.

Pemandangan di Pura Uluwatu
Pada abad ke - 11 mulanya bernama Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Juga digunakan sebagai tempat memuja seorang pendeta bernama Empu Kuturan. Kemudian, Pura ini juga digunakan untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau menyatu dengan Sang Hyang Pencipta Alam Semesta, kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.

Kami terus berjalan menelusuri kompleks Pura tersebut yang berakhir sampai pada di bibir tebing. Disana kita dapat melihat hamparan laut lepas dimana dibawahnya merupakan pantai Pecatu yang sangat tersohor dikalangan para pecinta olahraga surfing. Waktu menjelang sore pun sudah menghampiri kami....pemandangan pun semakin cantik karena sang surya mulai menunju ke tempat peristirhatannya.

Sang surya mulai istirahat
Sebuah pemandangan yang sulit untuk dilukiskan...karena kebesaran Tuhan yang menciptakannya. Sinar Matahari yang awalnya kuning cerah berubah perlahan menjadi keemasan, membuat suasana magis & bersyukur pada sang pencipta semakin lengkap....dipadu dengan bunyi hempasan ombak dan cerahnya langit saat itu...sebuah perjalanan wisata yang lengkap untuk pembaharuan jiwa dan rohani kita.....

Selain pemandangan, kita juga akan disuguhi oleh atraksi alam dari para kera yang hidup dilingkungan pura ini. Mereka merupakan kera - kera liar dan sangat dilindungi oleh penduduk sekitar. Jadi para wisatawan yang berkunjung harap hati - hati dengan bekal bawaannya, karena sang kera ini lumayan cukup jahil untuk mengambil milik kita. Macam kacamata, anting panjang, atau kamera....intinya sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka maka akan dirampas oleh si kera. Tapi tak usah kuatir karena ada pawangnya, jika dia berhasil merampas milik kita maka sang pawang pun akan cepat membantu kita menukar hasil rampasan dengan aksi sang pawangnya. Itupun jika sang kera tidak lari ketempat persembunyiannya dibawah tebing atau pawang gagal membujuk sang kera.

Sooo...untuk amannya lebih baik jika berkunjung ke Pura di Bali terutama Uluwatu usahakan jangan pakai kacamata atau anting panjang, karena benda tersebut sangat mudah diraih oleh sang kera yang dapat muncul kapan saja di sekeliling kita. Untuk yang bawa kamera pun harap dijaga dengan teliti....terutama yang memiliki lensa....ekstra hati - hati jika anda tak ingin lensa anda jadi sasaran sang kera.

Acara menikmati Pura Uluwatu pun sudah selesai tetap perasaan tetap belum terpuaskan....masih ingin menikmati pemandangan alam di tebing tersebut....apa dikata waktu terus berjalan, masih ada tempat lain yang harus kita kunjungi serta tugas mencari penginapan sudah harus dimulai.....

Perjalanan terus berlanjut menunju ke Kuta.........kali ini mencari penginapan.....



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar