Apa sich tujuan ke Bali....selain melihat uniknya Bali so pasti pemandangan pantai & lautnya Bali pasti jadi incaran pertama, terutama bagi kami sang pecinta pemandangan pantai & laut.
"Tok...tok...tok", bunyi suara pintu di pagi hari pukul 7am waktu Bali. Mata masih mengantuk, badan masih berat dan tidak rela jauh dari ranjang. Akhirnya teman ku lah yang membukakan pintu....ternyata salah satu servis yang ditawarkan di penginapan ini, Sarapan pagi. Menunya Nasi goreng yang ditata cantik dengan potongan tomat, timun, daun selada serta pelengkapnya telur mata sapi dan nugget ayam kualitas baik (bukan nugget murahan). Tak lupa juga teh manis hangat. Sarapan yang sangat lengkap dan menggoda, membuat kami semua memilih bangun dan lekas mandi untuk sarapan. Ternyata perjuangan kami pun tak sia - sia, rasanya benar - benar menghibur hati dan perut, tidak ada rasa kecewa sedikit pun.
Perut kenyang rasa juga oke, mengingat ini hanyalah penginapan murah dan biasa saja....alias tanpa bintang....tapi rahasia di pelayanan kamar yang nyaman serta sarapan yang disajikan, membuat kami menetapkan ini sebagai tempat favorit kami jika balik ke Bali lagi.....tak ingin pindah ke lain hati....upsss salah....pindah ke hotel lain.
Hari ini kami menetapkan full day for Beach only. Dimulai dari yang terjauh....Tanah Lot setelah itu baru menghabiskan waktu sore di Kuta dan jalan - jalan seputar legian, sambil menikmati night life nya. Kami berangkat dari penginapan sekitar jam 10 am. Seperti biasa perlengkapan perang dari buku panduan sampai peta sudah siap ditangan.....dimulai lah perjalanan kami.....menunju Tanah Lot. Waktu tempuh kami kureb (kurang lebih) 1 1/2 jam dari penginapan.....secara kami kan jalan sendiri, jadi butuh tanya orang juga untuk arahnya seperti kata pepatah "Malu bertanya sesat di jalan" = gengsi menanyakan jalan / arah maka tak akan sampai ke tempat tujuan (pepatah untuk sang petualang jalan - jalan).
Sepanjang perjalanan mata dimanjakan oleh hamparan sawah dan beberapa warung makan yang bertuliskan menu "Nasi Lawar". Nah....inilah yang membuat kami stop sesaat untuk mencicipinya sekalian numpang toilet.
Apa sich "Nasi Lawar" itu??? atau biasa disebut "Lawar" saja, merupakan salah satu makanan khas / tradisional Bali yang sangat terkenal diseluruh pelosok Bali. Biasanya lawar dihidangkan pada saat diadakan suatu upacara adat. Namun masakan ini kemudian mulai berkembang untuk dapat dinikmati secara umum di setiap warung ataupun restoran. Lawar merupakan makanan kombinasi antara sayuran dan daging. Sayuran utama yang digunakan adalah nangka dan pepaya muda yang dilengkapi dengan irisan kulit babi dan juga campuran bumbu Bali basegenap. Lawar memiliki banyak variasi, tergantung pada jenis sayuran dan daging yang digunakannya. Misalnya yang dikenal umum adalah lawar babi maka yang digunakan berupa campuran daging babi atau lawar nangka sayuran yang digunakan hanyalah nangka tanpa campuran dagingnya, lainnya lawar cumi, lawar kuwir (bebek mentok) dan masih banyak lagi macam - macam lawar. Menyantap lawar tidak hanya dengan nasi putih saja melainkan disajikan lengkap dalam 1 porsi nasi + lauk pauk, seperti pada lawar babi disajikan lengkap dengan urutan (sosis bali) jeroan babi goreng, satai lilit babi, kerupuk kulit babi dan terkadang juga ada kuah sayur asin yang dimasak dengan kaldu sumsum babi.
Setelah urusan icip - icip selesai....perjalanan terus dilanjutkan. Akhirnya tiba juga di Tanah Lot yang terletak di desa Beraban, Tabanan. Tidak lupa juga beli tiket masuknya seharga Rp.10.000,-. Daya tarik Tanah Lot adalah adanya sebuah bangunan Pura yang berdiri di atas laut atau terpisah dari daratan. Jadi jika airnya surut, maka kita bisa mengunjungi pura ini sampai ke pelatara pura untuk bersembahyang. Jika air laut pasang, pura ini akan terlihat seperti perahu yang terapung diatas air.
Menurut legenda, pura ini dibangun oleh seorang brahmana yang mengembara dari Jawa. Ia adalah Danghyang Nirartha yang berhasil menguatkan kepercayaan penduduk Bali akan ajaran Hindu dan membangun Sad Kahyangan tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu penguasa Tanah Lot, Bendesa Beraben, iri terhadap beliau karena para pengikutnya mulai meninggalkannya dan mengikuti Danghyang Nirartha. Bendesa Beraben menyuruh Danghyang Nirartha untuk meninggalkan Tanah Lot. Ia menyanggupi dan sebelum meninggalkan Tanah Lot beliau dengan kekuatannya memindahkan Bongkahan Batu ke tengah pantai (bukan ke tengah laut) dan membangun pura disana. Ia juga mengubah selendangnya menjadi ular penjaga pura. Ular ini masih ada sampai sekarang dan secara ilmiah ular ini termasuk jenis ular laut yang mempunyai ciri-ciri berekor pipih seperti ikan, warna hitam berbelang kuning dan mempunyai racun 3 kali lebih kuat dari ular cobra. Akhir dari legenda menyebutkan bahwa Bendesa Beraben 'akhirnya' menjadi pengikut Danghyang Nirartha. (By: Wikipedia)
Selain pemandangan laut dan pura, daya tarik lainnya adalah pemandangan saat sore hari dimana matahari terbenam atau istilah bekennya Sunset dan view disini juga tak kalah cantiknya dengan yang ada di Pura Uluwatu.
Tak hanya datang untuk melihat Tanah Lot saja, disini kami menghabiskan waktu cukup lama. Mungkin sekitar 3 jam....kami duduk tak jauh dari pintu utama, menikmati pemandangan sekeliling sambil mengamati aktivitas disekitarnya. Kebetulan saat itu situasi tidak terlalu padat dengan anggota tour, jadi kami cukup nyaman menikmati suasananya. Kami juga sempat berinteraksi dengan pedagang nasi jenggo yang keliling menjajakan nasi bungkusnya.
Sang ibu penjual cukup ramah, dia memulai menyapa kami yang kebetulan duduk tepat disebelahnya. "kalian sungguh beruntung datangnya saat ini...kemarin ma...rame sekali..." nah dari situlah kami mulai akarab dan berbincang - bincang seputar ativitas sang ibu yang dari pagi sudah mulai mempersiapkan nasi bungkusnya bahkan dia pun juga bercerita tentang si nasi jenggo yang merupakan makanan khas Bali. Nasi Jenggo asalnya dibungkus menggunakan daun pisang berhubung daun ini harga lebih mahal dari si kertas coklat pembungkus makanan....maka sang penjual pun beralih ke media pembungkus modern ini. Walaupun begitu ada beberapa penjual yang masih menggunakan si daun pisang. Asal muasal dinamakan nasi jenggo juga kurang jelas tapi menurut sang ibu penjual, nasi ini umumnya dijajakan pada malam hari bahkan dahulu kala nasi jenggo dapat ditemukan disetiap sudut pasar senggol Suci tiap malam. Dijaman sekarang justru hampir bisa ditemukan di setiap pinggir jalan setiap malam terutama di daerah Denpasar.
Nah lho....kenapa sekarang nasi jenggo di Tanah Lot jual siang?....ini karena dampak dari tuntuttan eknomi jaman sekarang....jadi sang ibu pun butuh mencari nafkah, maka berjualanlah nasi jenggo dari pagi sampai jam 12 siang lalu berlanjut dari sore sampai malam atau habis nasi bungkusnya.
Kami mengobrol cukup banyak....dari soal nasi, kondisi pariwisata di tanah lot sampai kesuksesan sang ibu menyekolahkan ke dua anaknya di bangku SMP. Karena sudah mulai terasa akrab kami pun memutuskan untuk mencicipi nasi jenggo sang ibu....walaupun kami masih terasa kenyang. Sang ibu pun menyambut dengan senyuman yang ramah waktu kami bilang "Bu, saya boleh beli 1 bungkus tidak untuk mencicipinya.....?" Sang ibu pun menyambut baik kami, sambil menawarkan beberapa kue kue kecil yang dijajakan oleh rekannya yang lain....kami sempat beli kue tradisionalnya dan senangnya lagi...harganya sangat murah....1 bungkus nasi hanya 2000 perak, serta beberapa macam kue totalnya tak sampai 10000 perak. Kami bungkus semua makanan tersebut....maklum kami masih mau eksplor tempat lain lagi....
Kami pergi ke suatu tempat....masih di sekitar Tanah Lot...kami melewati pedagang kaki lima yang menjajakan souvenir macam kalung, anting, jepitan yang dibuat dari kerang. Lalu naik tangga....kami menunju tempat istirahat macam foodcourt yang bisa dibilang berada diatas tebing...disana banyak sekali restoran dari menjajakan makanan sampai air kelapa. Kami istirahat di sana sambil melihat pemandangan Tanah Lot dan menikmati si nasi jenggo, kue dan air kelapa.
Setelah puas berleha - leha indehoi....menikmati angin pantai dan mata dicuci oleh pemandangan laut yang luasss....kami putuskan untuk kembali dan lanjut ke Pantai Kuta mengejar sunset & night life disana......
0 komentar:
Posting Komentar