Harinya tiba juga, kami berencana melanjutkan perjalanan ke Lombok dengan cara menyebrang melalui pelabuhan Padang Bai, karena berhubung kami menyewa mobil maka sekalian saja sewa supirnya juga untuk mengantar sampai di pelabuhan Padang Bai, setelah itu mobil dikembalikan kepada jasa penyewaannya.
Wajah ELF, by Google |
Perjalanan menunju Padang Bai cukup menyenangkan....karena kami disajikan kembali pemandangan khas Bali, salah satunya yang menarik mataku selama perjalanan adalah.........adanya penjual ikan laut di pinggir jalan raya dan uniknya lagi yang berjualan itu antara 1 dan yang lainnya tidak lah berjejer melainkan ada jarak kureb 10 - 20 meter.....
Karena merasa unik maka saya tanyakan pada sang supir, "Pak memangnya masyarakat Bali suka juga konsumsi ikan kah? karena jarang saya dengar khas nya ikan Bali tidak seperti di Makassar yang terkenal kuliner seafoodnya macam ikan baronang / tude / cakalang dllnya."
Lalu sang sopir menjawab "Umumnya sich non, yang lebih suka konsumsi ikan di Bali adalah masyarakat yang tinggal ditepi pantai, macam disini sajakan....sudah banyak penjual ikan laut, karena sudah mulai dekat dengan pantai."
Tak lama kemudian kami sampai juga di pelabuhan Padang Bai, saat itu antrian pembelian tiket tidaklah ramai bisa dibilang kami tak perlu mengantri....jadi langsung sampai kami ke loket tanya jadwal, beli deh tiketnya....lalu kami ke bagian tunggu di luar...berdiri berjejer sambil menunggu kapal nya sandar. O yach....1 hal lagi, kapal yang berangkat dari Padang Bai menunju pelabuhan Lembar - Lombok selalu ada setiap 1 jam. Tak lama kami antri kapal sudah sandar, kami pun siap masuk ke kapal penyebrangan.
Bertolak dari Pelabuhan PadangBai |
Sampai di pelabuhan Lembar sekitar sore hari, nah disinilah kita mesti ekstra hati - hati. why??? banyak tukang angkot yang menawarkan angkutannya dengan bermacam - macam variasi harga, dari termahal sampai termurah dengan penwaran diantar sampai ketempat tujuan.....ini dia tipuannya.....
Sebelum saya berangkat ke Lombok saya sudah mencari searching tentang sikon Lombok dari masalah transportasi sampai tempat wisatanya. Dari hasil searching inilah saya mendapatkan informasi bahwa di Lombok haruslah kita berhati - hati dengan para sopir angkot yang sering memaksa kita naik angkotnya dengan macam - macam janji, begitu kita sudah sepakat harganya dan kita naik ke angkotnya....ditengah jalan kita bisa dipalak, umumnya mereka minta kita turun di tengah jalan yang sepi dengan berbagai macam alasan....bla bla bla....dan tujuannya minta kita menambahan tarif lagi untuk sampai di tempat tujuan. Jika kita tak mau kerja sama...yach akan ditinggalkan di tengah jalan.
Jadi tips saja....untuk aman nya relakan sajalah uang beberapa puluh ribu rupiah untuk naik taksi blue bird nya Lombok, karena ini dijamin aman & mintalah tarif argo, jangan lupa juga nikmati saja pemandangannya jangan lihat argo yang naik terus. Dan sayangnya.....hanya taxi biru ini tidak diijinkan masuk area pelabuhan ataupun mangkal disekitar area luar pelabuhan, oleh preman setempat yang mengelola sistem angkutan penumpang.
Alasannya dikarenakan oleh 2 faktor yaitu: (info dari supir taxi yang saya gunakan)
1. Jika taxi biru berkeliaran di area pelabuhan, pendatang akan memilihnya yang dikarenakan alasan keamanan dan tarif yang digunakan adalah argo. Lain halnya jika taxi lain, akan menggunakan tarif borongan belum ditambah negosiasi harga baru di tengah jalan. Jika hal ini terjadi pada si taxi biru, maka customer berhak melaporkan perbuatan sang supir ke perusahaan taxi dan sang supir akan mendapatkan SP sebelum diberhentikan perusahaannya.
2. Angkutan umum layak mobil carteran akan kalah saing dengan si biru. Karena faktor kecurangan dalam negosiasi harga, dimana harga yang awal disepakati akan di nego ulang di tengah jalan dengan cara mengancam keselamatan kita. Itulah yang terjadi, jika harga awal yang disepakati membuat pihak sopir tidak berkenan....jika harga yang disepakati sejak awal sudah membuat hati senang sopir alias kita tidak menawar....maka lancarlah perjalanan kita sampai tempat tujuan.
Lalu bagaimana mencari si taxi biru jika tidak diijinkan nonggol di sekitar pelabuhan? gampang.....telpon saja ke pusat pelayanannya dan mintalah di jemput di luar area pelabuhan dan lakukan meeting point dengan agak menjauh dari pintu masuk pelabuhan.....jangan lupa juga minta nomer HP sang sopir saat anda melakukan pesanan by phone servicenya fungsinya supaya kita bisa kontak sang supir.....bahwa tamunya yang iniloh....kasih tanda ciri-ciri tamu dan tanya no. plat si birunya, supaya tidak salah jemputan dengan penumpang lainnya. Itulah yang saya lakukan saat berkunjung ke Lombok dan mencari amannya.....dari oknum palak memalak.
Akhirnya kami diantar sampai ke tempat tujuan dengan selamat, dimana sebelumnya kami sudah menikmati pemandangan Lombok yang baru saja diguyur oleh hujan. Selama perjalanan kami sempat melihat pemandangan yang membawa kami ke jaman tempo doeloe....melewati kota chinatown yang masih terdapat bangunan tua gaya cina serta melewati beberapa kuburan dengan banyak gaya....dari kuburan cina, kristen sampai muslim....dan yang paling lucu adalah kuburan cina mirip dengan kuburan di film kung fu, terlihat megah dengan segala macam bangunan ala cina. Karena penasaran inilah saya mendapatkan info dari sang supir, bahwa di Lombok juga ada banyak penduduk keturunan dan mereka hidup rukun juga berbaur dengan masyarakat setempat. Dan umumnya jika ada kerusuhan itu lebih disebabkan oleh penduduk luar yang ingin memecahkan kebersamaan masyarakat Lombok ini.
0 komentar:
Posting Komentar