Uniknya tata cara makan kebudayaan Korea

Korea, siapa yang tidak mengenal negara ini? apalagi di Indonesia belakangan ini sedang diserbu demam Korean style yang disebarkan virusnya melalui film - film & boys band asal negeri elektronik Samsung. 


Pemeran Endless Love
Sebenarnya film & boys band Korea ini sudah lama masuk ke Indonesia sejak film Endless Love nya dimana kisahnya yang sempat menggemparkan para penontonnya alias sepanjang film meneteskan air mata terussss.......lalu berlanjut dengan Winter Sonata, All About Eve, Full House.....dan sempat tenggelam...trus bangkit kembali kejayaan Koreanya dengan kisah Boys Before Flower yang kisahnya hampir menyerupai kisah Meteor Garden dari Taiwan.
Masih ingatkah dengan ini?

Walaupun sudah lama, entah kenapa justru sekaranglah baru demam koreanya mulai terlihat. Salah satu pengaruh yang dapat dilihat paling mudah adalah Fashion, banyak sekali para ladies sekarang ini mulai meniru fashion style ala Korea yang memainkan warna cerah sehingga terkesan manis lalu motif renda sebagai pemanis. Untuk soal fashion jujur penulis tidak dapat bercerita banyak dikarenakan....yach saya bukan ladies korban fashion jadi gak ngertilah.....yang kutau style Korea itu ciri - cirinya warna cerah, motif harus terlihat girly atau cute (lucu), yap...cukup itu saja yang saya ketahui dari style Korea.

Nah jika orang sibuk memperhatikan fashion Korea di dalam filmnya, saya justru memperhatikan keunikan cara makan orang Korea. Dimana setiap menonton serial dramanya pas di adegan makan, ada seperti gerakan yang tidak umum pada saat mereka menyuapi makanan ke mulutnya, seperti sebuah keunikan atau entahlah apa sebutannya "tata krama???

Dae Jang Geum
Jika penasaran cobalah anda nonton film Daejangguem, di film ini anda akan dapat melihat jelas semuanya tentang kebudayaan kunliner dan tata krama saat makannya, juga coba perhatikan lebih teliti lagi di film drama lainnya pas lagi adegan makan.

Akhirnya karena rasa penasaran ini maka saya coba search lewat Om Google dan woalah....this is it....Tata Cara Makan Orang Korea, dimana kebudayaan ini masih terus berlanjut di jaman modern sekarang. Ckckck....masih dilestarikan, hebat bukannnn...... 
Oke so....silakan dibaca sendiri mengenai keunikannya tata cara makan orang Korea :)

Sujeo 

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sujeo
Sujeo adalah satu set alat makan dalam tradisi kuliner Korea yang terdiri dari sendok dan sumpit. Kata sujeo berasal dari kata sutgarak (숟가락, sendok) dan jeotgarak (젓가락, sumpit). Namun sujeo sering berarti sendok saja, tanpa sumpit. Sewaktu makan, sendok dan sumpit tidak dipakai secara bersamaan atau tidak dipegang dengan kedua belah tangan, melainkan secara bergantian. Ketika tidak dipakai, sumpit diletakkan di atas meja.

Sujeo dijual dalam kemasan karton atau kantung kain dengan bordiran khas Korea yang bermotifkan simbol-simbol umur panjang. Sebagai alat makan, sujeo dipandang sebagai alat terpenting dalam kehidupan, dan sekaligus lambang kehidupan yang makmur. Oleh karena itu, sujeo sering diberikan sebagai hadiah, khususnya untuk ulang tahun bayi dan pesta pernikahan. Sekarang ini, sujeo juga dibeli sebagai cenderamata.

Penggunaan sumpit dan sendok secara sekaligus sewaktu makan merupakan budaya unik Korea, dan tidak didapati pada budaya kuliner Asia Timur lainnya seperti Cina dan Jepang.

Bila diteliti dari artefak hasil penggalian di situs arkeologi, sendok sudah lebih dulu dipakai oleh orang Korea daripada sumpit. Sendok sudah dipakai orang Korea sejak Zaman Perunggu. Sumpit ditemukan dari artefak asal zaman Tiga Kerajaan Korea.

Makanan utama orang Korea adalah nasi dengan sup yang disebut jjigae atau guk. Oleh karena itu, sangat sulit bagi orang Korea untuk makan tanpa sendok. Berbeda dari sumpit Jepang atau sumpit Cina yang umumnya dibuat dari kayu, sendok dan sumpit Korea dibuat dari logam seperti kuningan, perunggu, perak, atau baja tahan karat.

Pengaturan meja makan

Orang Korea biasanya makan dengan duduk di bantal (tanpa kursi) pada meja yang rendah dengan posisi kaki menyilang (menyila).

Tidak seperti orang Tionghoa atau Jepang, mangkuk nasi dan sup tidak boleh beranjak dari meja dan mereka memakannya dengan sendok. Banchan (lauk pauk) dimakan dengan sumpit. 

Hanjungsik, salah satu sajian formal menu Korea
Pengaturan yang umum biasanya seperti berikut:
Nasi untuk perorangan disediakan dalam mangkuk kecil yang lebih tinggi dari diameternya. Sup hangat disediakan dalam mangkuk yang lebih besar dan lebar (di sebelah kanan nasi), seringkali jjigae atau makanan jenis berkuah lain dimakan bersama dari panci besar di tengah-tengah meja. Set sendok panjang stainless steel untuk nasi dan sup, dan sumpit untuk banchan (di sebelah kanan sup).

Hidangan lauk banchan yang bervariasi disediakan dalam mangkuk-mangkuk kecil. Tergantung pada setiap rumah tangga, minuman bisa saja disediakan atau tidak disediakan. 

Air es biasanya disediakan saat makan bersama keluarga. Dalam lingkungan umum (misal restoran), disediakan air atau minuman tradisional (“teh” biji-bijian seperti teh barley, sementara teh biasa kurang disukai saat makan karena rasanya tidak cocok dengan nasi atau banchan yang pedas). Minuman lain yang umum saat makan adalah soju. Setelah makan, minuman penyegar yang disediakan contohnya soojunggwa atau shikhye. Minuman yang disajikan berbeda-beda berdasarkan musim dalam setahun.

Etiket makan tradisional

Orang tua, yang dihormati, dan tamu harus diperlakukan dengan hormat dan mempunyai hak untuk memakan makanannya paling dulu. Bagi mereka ini, umumnya disediakan hidangan yang terbaik. 

Orang Korea tidak mengangkat mangkuk nasi dan sup mereka dari meja. Etiket mengharuskan mangkuk tetap di meja dan sendok/sumpit digunakan untuk menyuap makanan ke mulut. Mengangkat mangkuk dengan tangan dianggap tidak sopan, kecuali dalam beberapa keadaan yang cukup longgar, hal itu masih bisa diterima. 

Pada zaman dulu, kaum bangsawan (yangban) makan dengan meja yang mewah sementara kebalikannya, petani menikmati makanannya di tengah ladang.

Perilaku tidak sopan saat makan:
  • Menghembuskan napas dari hidung ke meja,
  • Mendahului makan sebelum orang tertua,
  • Mendirikan sumpit atau sendok ke atas, karena melambangkan dupa yang dibakar saat upacara kematian,
  • Menancapkan makanan dengan sumpit dan mengambil makanan dengan tangan (ada makanan yang boleh diambil dengan jari tangan, namun banchan tidak diperbolehkan),
  • Menggunakan sumpit dan sendok pada saat bersamaan (hanya boleh dengan satu tangan),
  • Menggunakan sumpit atau sendok dengan tangan kiri,
  • Membuat suara berisik saat mengunyah makanan atau memukul mangkuk dengan alat makan,
  • Mengaduk-aduk nasi atau sup dengan sendok/sumpit,
  • Mengaduk-aduk lauk pauk dengan sendok/sumpit,
  • Menyelesaikan makan terlalu cepat atau terlalu lambat,
  • Minum minuman menghadap ke orang tua (Ini sangat tidak sopan, seseorang harus memutar posisi ke arah lain/sebelahnya)
  • Menerima minuman dari orang tua dan dihormati dengan kedua tangan, seharusnya tangan kiri diletakkan ke dada dan tangan kanan memegang tempat minum/cawan saat minuman dituangkan.
  • Dalam situasi informal, peraturan-peraturan ini kurang begitu penting. Dalam acara makan keluarga, anak-anak diajari oleh orang tua tentang cara dan etiket makan tradisional.
  • Berbicara saat mengunyah makanan tidak apa-apa, selama mulut tidak dibuka. Adalah tidak sopan saat makan berbicara dengan mulut terbuka. Namun, jika berbicara saat makan, orang Korea terbiasa menjawab dengan hanya mengangguk-anggukkan kepala atau menyebut “mm” sebagai kata “ya” dan tidak membuka mulut. Menyantap/menyeruput sup dengan suara berdesis sangat dianjurkan. Orang korea akan memberi komentar terhadap tamu yang sangat diam saat makan (jika ia tidak bicara), supaya ia tidak terus berpacu menyantap makanan jika ia berhenti makan untuk berbicara.
Peraturan lain yang harus diingat adalah orang-orang tua atau yang dihormati tidak perlu harus mengikuti tata-cara itu, namun orang lain diharuskan. Ini dikarenakan hal terpenting dalam makan adalah menunjukkan rasa hormat dan sopan kepada yang berada diatas kita. Hal ini tidak berlaku saat makan sendirian atau dengan teman-teman.

Dalam makan malam tidak diharuskan menghabiskan semua porsi lauk pauk yang disediakan, namun nasi individual harus dihabiskan. Menyantap makanan terlalu cepat akan membuat tuan rumah berpikir bahwa makanan yang disediakan tidak cukup. Selain itu menyisakan lauk dalam jumlah banyak adalah tidak sopan karena dianggap membuang-buang makanan.

Pada saat di restoran, seorang Korea cenderung membayar semua makanan semua orang dalam suatu kelompok. Biasanya yang dibayari akan membayar saat makan selanjutnya. Banchan yang bermacam-macam biasa dipesan dan disajikan dalam porsi kecil dan akan dipenuhkan lagi jika sudah habis. Tidak apa-apa untuk meminta tambahan lauk.


Kim Chi, salah satu makanan tradisional Korea

Sumber dari:

1. Wikipedia 

2. Google.com






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar