Akhirnya saya sampai juga di Singapore dengan selamat tanpa kurang apapun juga. Setelah melakukan segala proses imigrasi, saya tidak lekas keluar dari Changi Airport. Kegiatan yang saya lakukan justru melihat - lihat sikon dari airport ini dengan maksud mana tau ada hal yang bisa saya dapatkan disini seperti informasi soal wisata. Mengingat Singapore sebagai salah satu tujuan negara pariwisata, maka negara ini menyiapkan diri dengan baik dalam melakukan promosi wisatanya.
Setelah selasai dan mendapatkan apa yang saya cari juga kesempatan cuci mata dengan menikmati indahnya interior Changi. Perjalananku berlanjut menunju tempat menginap, saya memilih menggunakan MRT (Mass Rapid Train) alasannya simple "saya ingin membuat diri saya masuk menjadi satu dan merasakan detak kehidupan umum masyarakat Singapore ditambah juga tingkat keamanan yang sangat terjamin".
Alasan lainnya lagi, "saya suka naik angkot". Mang benar tu....selama di Jakarta bisa dibilang sebagian besar aktivitas dari sekolah sampai kerja saya naik angkot. Kalo aktivitas diluar itu saya harus jual mahal euiii.....ogah pakai keren - keran, wangi, rapi, bersih ehhh....naek angkot belum ketakutan dengan segala kejahatan dan pelecehan seksual. Kalo sekolah dan kerja kan penampilan sederhana, tidak bawa barang berharga juga uang serba pas - pasan deh....supaya tidak "eye catching" oleh gerombolan siberat.
Naik angkutan umum di negeri orang adalah pengalaman penting yang akan meninggalkan kesan tersendiri bagi saya, jadi kemanapun saya melangkahkan kaki angkutan umum ini harus saya gunakan. Kenapa? karena saya ingin merasakan dari dekat kehidupan masyarakat setempat dan juga menjadi bagian dari mereka, bukan sebagi turis. Selain itu juga ingin merasakan kenyamanan dan keamanan setiap negara dalam angkutan umumnya. Tidak seperti Indonesia, weleh weleh....dari Sabang sampai Merauke ada saja kejahatan dan pelecehan seksualnya.
Saya memilih menginap di Aprteman, karena tawaran harganya yang jauh lebih murah 1/2 dari harga menyewa sebuah hotel. Selain Aparteman sebenarnya juga ada alternative yang lebih murah yaitu hostel atau losmen. Umumnya para solo backpackers atau group backpackers mereka lebih memilih hostel selain harganya yang murah tingkat keamanan dan kebersihan pun juga tak kalah dengan fasilitas Hotel, hanya yang membedakannya adalah kita tidur dalam satu kamar yang bisa dihuni lebih dari 3 (tiga) orang layaknya ruangan asrama.
Aprteman yang saya sewa terletak di Ang Mo Kio jaraknya hanya 30 menit dari Changi Airport. Lokasi daerahnya cukup nyaman layaknya sebuah kota mandiri, menurut gambaranku karena tidak paham soal tata kota, sepertinya setiap lokasi yang ada stasiun MRT itu sudah semacam sebuah kota mandiri. Contohnya di Ang Mo Kio ini, begitu saya keluar dari MRT menunju stasiun ada arah keluar ke jalan raya dan ada jalan yang menyambung ke sebuah Mall. Selain itu di Ang Mo Kio ini juga ada kompleks perumahan, rumah sakit, sekolah, universitas, pasar tradisional, pasar modern, pertokoan, gereja, tempat public, tempat hiburan, kantor polisi bahkan daerah perkantoran dan masih banyak lagi tempat umum lainnya. Makanya saya sebut layaknya kota mandiri dan ini tidak hanya di Ang Mo Kio saja melainkan hampir setiap point stasiun MRT seperti ini, contohnya tempat yang telah saya jelajahi Khatib, Jurong Point, Novena, Bueno Vista, Dolby Gaut, Bugis, dan untuk selengkapnya bisa dilihat di peta MRT, terlalu banyak untuk saya sebutkan.
Lantas bagaimana saya menyewa aparteman ini. Sebelum berangkat saya sudah terlebih dahulu mencari data tentang negara tujuan saya, dari masalah penginapan, transportasi sampai tempat wisatanya (ini wajib dilakukan, supaya liburan kita menjadi nikmat dan berarti). Dari persiapan inilah saya mengetahuinya bahwa menyewa aprteman harian jauh lebih murah dari kita sewa hotel. Cara mencari aparteman sewaan ini cukup mudah, dari internet sampai buku referensi pasti ada dicantumkan nama dan nomer telpn serta lokasi aparteman. Bisa juga melalui pengalaman teman - teman yang sudah ke tempat tujuan.
Aparteman yang biasa disewakan bisa berupa sebuah aparteman dengan 2 - 3 kamar ataupun lebih, tergantung dari luas aparteman yang dimiliki oleh tuannya. Dimana 1 kamar disewa oleh 1 group penyewa (umumnya orang Indonesia) yang terdiri dari 1 - 3 orang, jika ruangan kamar llebih luas bisa sampai 4 orang dewsa. Yang seperti ini banyak tersebar di daerah China Town, Bugis, Orchad yang paling terkenal di kalangan wisatawan Indonesia adalah aparteman Lucky Plaza. karena aparteman ini berada diatas mall Lucky Plaza dan dekat dengan pusat perelanjaan lainnya.
Aparteman di Lucky Plaza umumnya pemilik tidak tinggal disini mereka hanya menggunakan aparteman ini sebagai investasi dengan cara menyewakan kamar - kamarnya untuk turis.
Sedangkan Aparteman (tepatnya rumah susun yang rapi dan teroganisir dalam cara pandang saya) yang saya tempati adalah aparteman keluarga, simplenya macam tempat kos dimana pemilik dan penyewa masih berada dalam 1 atap hanya kami mempunyai kamar masing - masing. Ada kamar utama punya sang pemilik dan kamar kosong lainnya difungsikan sebagai kamar sewaan. Umumnya sang pemilik mempunyai 1 peraturan, karena kita tinggal bersama sang tuan maka mereka tidak ingin menerima turis yang datang untuk berobat ataupun medical check-up, alasannya adalah mereka tidak mau tempat tinggal tetap mereka terkena virus atau kuman yang bisa menepa keluarga mereka. Bukan mereka sombong atau pemilih karena wisatawan yang datang ke Singapore tidak hanya untuk berbelanja melainkan juga ada yang datang untuk berobat dengan aneka macam penyakit. Jika mereka mengijinkannya bukankah resiko kesehatan sang tuan rumah juga dipertaruhkan?
Sekedar tips saja:
1. Sebagian dari kita mungkin melewati kasus masalah kesehatan ini. Saran saya jika anda bawa anak - anak dan berminat menyewa aparteman jangan cari aparteman yang sudah umum di wisatawan kita, seperti Lucky Plaza atau china town dan kawan - kawannya. Karena 99% kamar mereka pernah disewakan oleh tamu yang datang untuk berobat ataupun medical check-up. Dimana mereka pasti ada yang membawa obat - obatan dan belum lagi kamar yang habis digunakan biasanya akan meninggalkan bau obat-obatan, karena tidak adanya sirkulasi udara yang baik alias ruangan tertutup tanpa jendela dan AC. Yach cobalah anda berpikir bijak......untuk kesehatan anda dan keluarga anda sendiri.
2. Lalu bagaimana cari aparteman yang bersih dalam arti tidak disewakan oleh orang untuk berobat? biasanya sang pemilik sebelum menyewakan dia akan bertanya dulu tujuan kita. Jika ada pemilik yang tak bertanya bisa juga dari kita inisiatif bertanya "Apakah saya bisa menyewa aparteman anda dan saya ada kebutuhan untuk berobat?" jika mereka memberlakukan syarat kesehatan berarti aparteman ini baik disewa untuk anda yang membawa anak - anak atau yang suka dengan lingkungan dan sirkulasi yang sehat. Dan jangan lupa minta maaf serta jelaskan maksud dari anda bertanya "soal berobat" jika anda berminat menyewa apartemannya.
3. Tinggal di aparteman keluarga seperti ini jauh lebih menyenangkan dari pada tinggal di aparteman mewah dengan gedung menjulang tinggi. Karena disini kita bisa melihat dan merasakan kehidupan sehari - hari masyarakat Singapore. Kelebihan lainnya kita bisa bertanya dengan sang tuan rumah tentang arah perjalanan ataupun tempat wisata lainnya dan juga komunikasi ringan tentang kehidupan ekonomi, sosial di Singapore lumayankan untuk pengetahuan kita, tentang kehidupan negara lain selain Indonesia jadi tidak seperti "Katak dalam tempurung".
Note:
Maaf tentang alamat aprtman tidak saya cantumkan untuk keamanan sang tuan rumah. Jika anda tertarik bisa bertanya langsung lewat email saya. Thank U.
0 komentar:
Posting Komentar