Akhirnya tiba juga saya untuk melihat - lihat di Chinatown, selama ini saya banyak mendengar info dari sahabat saya yang memberitahukan bahwa disini banyak dijual barang yang dibandrol Sing $10 dengan 2 sampai 3 macam barang, semua barang buatan china dengan harga murah dan baik untuk dijadikan oleh - oleh.
Cara menunju ke Chinatown ini mudah kok, cukup naik MRT saja dan turun di stasiun Chinatown, lalu anda akan menemukan jalan keluarnya dan sampailah anda di lokasi Chinatownnya.
Suasana disini mirip pasar malam hanya tempat ini lebih bersih dan tertata rapi, banyak bangunan dengan arsitek ruko - ruko cina, sepanjang jalan dipasang lampu - lampu lampion, lengkap sudah suasananya. Disini banyak dijual macam - macam barang dari berupa souvenir gantungan kunci sampai makanan seperti dendeng sapi atau babi yang konon merknya sangat terkenal di Singapore.
Harga yang ditawarkan juga bersaing dan mutunya pun juga mengikuti harganya. Ada juga toko - toko yang menjual parfum, hati - hati saja dengan parfum yang ditawarkan disini. Jangan sampai kita terkecoh dengan harganya yang sangat miring dan kemasan serta wanginya yang hampir mendekati aslinya, saran saya lebih baik jangan anda membeli parfum KWnya, karena anda akan sangat menyesal. Syukur sich aku bukan tipe orang yang tergila - gila dengan parfum jadi lolos deh dengan parfum KW yang banyak ditawarkan disini. Jika ingin beli parfum lebih baik belilah di mallnya karena anda akan mendapatkan beberapa sample dan promosi hadiahnya.
Saat saya sedang hunting souvenir dari satu toko ke toko lain, saya juga sempat berbicara dengan para pramuniaganya. Umumnya mereka adalah tenaga kerja Filipina dan beberapa yang dari Medan serta Bangka. Pekerja yang dari Medan atau Bangka mereka adalah Indonesia keturunan Tionghoa dan mereka bisa berbahasa Indonesia, Melayu, China dan Inggris totok. Sedangkan pekerja Filipina mereka hanya menggunakan bahasa Inggris dan logatnyapun terdengar lebih bagus dari pada yang berasal dari Medan atau Bangka.
Selain berbelanja souvenir saya juga menyempatkan diri untuk istrirahat sejenak dikedai - kedai makan yang banyak bertebaran disana. Selain kedai makan juga ada penjaja makanan snack dan juga minuman buah. Tidak lupa juga untuk mampir ke jalan Maxwell Food Centre, disini merupakan surga bagi para pecinta kuliner. Setelah puas memanjakan lidah perjalanan terus saya lanjuti dengan berjalan kaki.
Tidak hanya kuliner dan souvenir saja yang ada disini, Chinatown juga meninggalkan kisah sejarahnya lewat sebuah Chinatown Heritage Centre, dimana anda dapat menyaksikan sejarah kehidupan sosial yang dibawa oleh para pendatang pertama Singapore - Cina.
Kemudian perjalanan saya terus berlanjut dan berhenti pada suatu bangunan yang mengesankan, walaupun hari sudah malam bangunan tersebut tetap menarik mata dan hatiku saat melihatnya, seakan - akan punya daya magis positif dimana saya merasakan adanya sebuah keharmonisan dan kedamain, itulah Sri Mariamman Temple. Merupakan kuil India Selatan yang digunakan sebagai rumah ibadah umat Tamil Hindu Singapore. Bangunan arsitekturnya yang unik dan bersejarah telah menjadikannya sebagai salah satu monumen nasional dan daya tarik wisata. Temple tersebut didirikan pada tahun 1827 oleh Naraina Pillai.
Setelah kagum dengan bangunan tersebut saya berjalan lagi dan tak jauh dari sana mataku juga menangkap sebuah bangunan mirip Wihara dan masih terkesan baru serta terawat. Cahaya lampu yang terang dari klenteng terlihat indah menyinari bangunan tersebut ditambah semakin larutnya malam itu. Ternyata Wihara ini bernama Buddha Tooth Relic Temple, dibangun pada tahun 2005 dan selesai pada tahun 2007, Wihara ini didedikasikan untuk Sang Budha Maitreya yang artinya juga Budha Masa Depan. Bangunan ini dikonsep dan dirancang oleh pemimpin umat Budha setempat Yang Mulia Shi Fa Zhao, bangunan ini dirancang berdasarkan unsur - unsur sejarah Dinasti tang dan Mandala Buddhis yaitu representasi dari alam semesta Buddhis.
Wihara ini juga berfungsi sebagai museum, kita dapat melihat Buddhist Culture Museum, Eminent Sangha Museum, Trpitaka Chamber dan teater untuk pertunjukan budaya, diskusi dan film. Tempat ini sangat layak untuk dikunjungi oleh siapapun dan apapun kepercayaannya, karena Wihara ini sangat berberbeda dan menarik serta sarat akan sejarahnya. Tiket masuk gratis, jadi bagi anda yang budget travelling jangan lewatkan kesempatan ini.
Disini saya sajikan beberapa foto yang saya cari di google, waktu itu saya tidak sempat mengabadikannya ada sedikit perasaan kecewa, saya janji ada kesempatan lagi saya akan mengabadikannya. Indah bukan bangunan dan arsitekturnya?
Malam sudah semakin larut, sebentar lagi jam 11 malam, saya harus lekas kembali ke stasiun MRT, jika tidak saya akan ketinggalan MRT terakhir dan terpaksa pulang naik Taxi dan biaya cukup mahal untuk budget traveling saya.
Daftar Pustaka:
Tidak hanya kuliner dan souvenir saja yang ada disini, Chinatown juga meninggalkan kisah sejarahnya lewat sebuah Chinatown Heritage Centre, dimana anda dapat menyaksikan sejarah kehidupan sosial yang dibawa oleh para pendatang pertama Singapore - Cina.
Sri Mariaman Temple |
Setelah kagum dengan bangunan tersebut saya berjalan lagi dan tak jauh dari sana mataku juga menangkap sebuah bangunan mirip Wihara dan masih terkesan baru serta terawat. Cahaya lampu yang terang dari klenteng terlihat indah menyinari bangunan tersebut ditambah semakin larutnya malam itu. Ternyata Wihara ini bernama Buddha Tooth Relic Temple, dibangun pada tahun 2005 dan selesai pada tahun 2007, Wihara ini didedikasikan untuk Sang Budha Maitreya yang artinya juga Budha Masa Depan. Bangunan ini dikonsep dan dirancang oleh pemimpin umat Budha setempat Yang Mulia Shi Fa Zhao, bangunan ini dirancang berdasarkan unsur - unsur sejarah Dinasti tang dan Mandala Buddhis yaitu representasi dari alam semesta Buddhis.
Buddha Tooth Relic |
Disini saya sajikan beberapa foto yang saya cari di google, waktu itu saya tidak sempat mengabadikannya ada sedikit perasaan kecewa, saya janji ada kesempatan lagi saya akan mengabadikannya. Indah bukan bangunan dan arsitekturnya?
Malam sudah semakin larut, sebentar lagi jam 11 malam, saya harus lekas kembali ke stasiun MRT, jika tidak saya akan ketinggalan MRT terakhir dan terpaksa pulang naik Taxi dan biaya cukup mahal untuk budget traveling saya.
Daftar Pustaka: