Berburu penginapan di Bali

Inilah kisah petualangan kami dalam mencari sebuah penginapan di Bali.

Setelah dari Pura Uluwatu kami lanjut kembali menunju Kuta dengan rencana mencari penginapan yang tak jauh dari Pantai, maklum kami berdua pecinta alam pantai.

buku panduan
Buku panduan penginapan yang kami pakai adalah "100 tempat menginap di Bali dengan budget Rp.150 ribuan". Yach sesuai judulnya....sudah pasti buku ini sangat menarik ditambah infonya pun sangat komplit. Berbekal buku inilah kami mulai hunting.

Target pertama wilayah Kuta, kami telusuri sepanjang jalan legian. Sasaran kami "Sandat Bali Inn" 
Jl. legian Kelod No. 120 Kuta
Tlpn: 0361 - 753491
Alasan kami pilih tempat ini karena dekat dengan pantai Kuta dan akses ke tempat keramaian & berbelanja sangatlah mudah. 
Selain itu juga informasi dari buku menyatakan kamarnya bersih & terawat, terlihat juga dari foto yang ditawarkan. 

Soal Harga....nah ini dia, lain di buku lain praktek lapangannya. Tapi bagaimanapun juga...tetap harga masih terjangkau. Saat itu harga yang ditawarkan ke saya sekitar 200rban + AC.
Apa dikata ternyata nasib kami kurang beruntung...alias kamar sudah penuh, maklum kami datang pada saat musim high season.

Waktu terus berjalan, kami masih mencari penginapan disekitarnya. Daerah Legian memiliki cukup banyak penginapan, apalagi jika kita masuk kekawasan Jalan Poppies yang merupakan sarang penginapan kelas backpacker. Masalah harga, fasilitas & kebersihan yang ditawarkan sangat beragam, semua kembali kepada kebutuhan masing - masing dari si pencari kamar.

Ada dua penginapan yang kebetulan kami dapat dari teman kami yang pernah menginap disini dan puas dengan fasilitas serta kebersihan kamarnya, yaitu:

1. Dua Dara Inn
Jl. Poppies 2, Kuta
Tlpn: 0361 - 754031
Kelebihannya : Kolam renang, Bathub, air panas dan Breakfast.


2. Kedin's Inn 2
Jl. Poppies 1
Gang sorga, Kuta
Tlpn: 0361 - 763554
Kelebihannya: Kolam renang, shower air panas.



Sekali lagi kami mengalami ketidak beruntungan, kamar semua sudah penuh. Malam semakin larut. Akhirnya kami putuskan untuk tidak mencari di sekitar Kuta, berubah wilayah. Targetnya Denpasar, selain karena pusat kota juga pertimbangan lokasi yang strategis ketempat wisata dan belanja. Sambil menunju sasaran wilayah, saya dimobil memulai aksi telpn untuk tanya kamar kosong. Sempat deg deg degan juga takut tak dapat kamar....karena sudah 5 penginapan penuh, akhirnya yang ke-6 lah kami mendapatkan kabar baik. 

Karena malam semakin larut hampir jam 12 malam....akhirnya begitu dengar kamar kosong, langsung kami pesan. Dengan cepat kami meluncur ke tujuan:

Sanur Avenue
Jl. By Pass Ngurah Rai No. 198
Denpasar
Tlpn: 0361 - 464 790
http://rafflesholiday.com/ 


Ancer - ancer lokasinya:
2 km dari KFC dan Sebelah SPBU Padanggalak.
Posisi penginapan, masuk di jalan soka, pas di bibir gang. 

kartu nama penginapan "Sanur Avenue"

rekomendasi dari buku
Begitu sampai, perasaan sempat kagget. Ini Rumah atau apa yach??? asli deh...tampilannya seperti rumah mewah....+ spanduk gambar cap cay yang menggiurkan.
Ada halamannya, sehingga mobil dapat parkir dengan mudah. Kira - kira muat 5 mobil.

Karena kami tibanya sudah larut malam sekitar jam 12, otomatis suasana disana pun sudah sepi. Untungnya pintu tidak dikunci, dengan sopannya saya mengetuk pintu dengan menyapa salam permisi....lalu keluarlah sang penjaga penginapannya....seorang wanita yang ternyata membalas sapaan saya dengan logat jawa. Wah...tambah bingung deh malam ini saya, ini di Bali kok dengar logat Jawa, sedangkan dari tadi....tu kuping dengar logat Bali. Ah...bodo amat yang penting sekarang saya harus melakukan transaksi sewa kamar dulu, soal logat gak penting....toh nanti juga bakal tau kok....

Transaksi selesai, kami langsung diantar ke kamar. Selama perjalanan menunju kamar, kami sudah mulai merasakan hawa kepuasan dan nyaman dengan penginapan ini. Mau tau why???
Ini merupakan sebuah penginapan yang berbentuk sebuah rumah yang memiliki 15 kamar dan 2 lantai. Setiap kamarnya dilengkapi dengan kamar mandi, Tv & Ac. Fasilitas lainnya ada ruang tengah disana ada meja makan ukuran keluarga, ada ruang tamu yang hommie beserta TV. Ada teras, jadi jika kita mau cuci baju dan numpang jemur juga oke, mau laundry juga ada dengan harga yang cukup terjangkau dari pada harga di jakarta. Selain fasilitas hommie, juga disediakan breakfast dan fasilitas pesan makanan jika kita lapar dan segan cari makan diluar.

Legaaaa....rasanya setelah sampai dikamar kami, apalagi setelah melihat kamar yang bersih toilet yang nyaman....semuanya puasssss....harga bersahabat fasilitasnya oke. Cepat - cepat kami berbenah dan tak lupa memesan makanan karena perut sudah lapar. Kami memesan 1 porsi nasi goreng dan 1 paket nasi tumis brokoli. Cukup pesan 1 porsi untuk mengganjal perut sementara saja, karena kami berencana makan diluar. Tak seru dong....datang ke Bali tanpa mencicipi makanan khasnya....walaupun kami pesan di tempat penginapan, rasa makanannya juga cukup enak kok....layak untuk dicicipi dan tak mengecewakan.

Waktu sudah larut hampir dini hari....kami tetap terus berlanjut, kali ini hunting kuliner Bali. Memang sudah larut malam, tapi tetap ada juga warung makan yang masih buka. Ini dia sasaran kami........

to be continue.........


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Welcome to Paradise......

SEPERTI LIRIK SEBUAH LAGU....AKHIRNYA SAYA KEMBALI LAGI MENGUNJUNGI BALI, PULAU DEWATA......

Sebenarnya cerita perjalanan ini sudah cukup basi dan baru sekarang saya bisa ceritakan karena selain baru punya blogger juga karena akhirnya punya waktu lagi untuk bikin cerita. Sooo....supaya tidak basi maka cerita ini akan saya selipkan beberapa informasi perjalanan....mana tau bisa dijadikan referensi.

Hari itu 22 Juli 2010, kami akhrinya tiba juga dibandara Ngurah Rai - Denpasar, Tepat pukul 2 PM waktu setempat. Setelah semua tas pakaian sudah ditangan, rencana berikutnya adalah mencari kendaraan untuk menunju....antah berantah......di pulau dewata ini, maklum kami belum booking hotel. Kesimpulannya ini perjalanan dengan planing "Go Show" dan berusaha meminimaliskan pengeluaran.....

Setelah beberapa saat kami membiarkan diri kami diberikan tawaran oleh berbagai macam jasa penyewaan mobil, akhirnya kami berdua memutuskan untuk duduk sejenak di "Starbuck Cafe" dulu sambil mikir "mau planning apa yach....?"
akhirnya keputusan pun keluar:

1. Sewa mobil dulu 
Biaya sewa mobil yg ditawarkan di bandara cukuplah mahal.....kami tidak tertarik. Tapi kami mempunyai simpanan referensi yang jauh lebih oke dan juga tarif happy alias bisa dihematttt....

Maka kami pun langsung telpon sijasa rental car tersebut, Namanya: Pak Ketut No.HP: 0818 576819
Kami menyewa sebuah mobil Avanza dengan biaya Rp.150.000 /hr. lepas kunci alias stir sendiri & biaya bensin tanggung sendiri.

Sang pemilik orang yang cukup ramah, menyenangkan dan mudah corporate.

2. Pergi ke lokasi yang paling dekat dulu dengan Bandara, tentu saja targetnya Pura Uluwatu....karena pas dengan timingnya "Sunset".

3. Habis dari Uluwatu kita ke Kuta Beach sambil nyari penginapan disekitarnya.

Alhasil.....inilah yang terjadi......

Transaksi jasa rent car berhasil lancar & mulus. Lalu kami langsung keluar kompleks bandara dengan bekal ditangan sebuah peta manual yang diperlengkap juga dengan GPS dari HP dan buku panduan wisata di Bali yang lengkap dengan petunjuk arah, jarak tempuh serta gambaran peta posisi tujuan wisatanya.

Mobil pun melaju kencang menunju TKP yaitu "Pura Uluwatu" yang termasuk wilayah daerah Pecatu sekitar 30km dari Denpasar. Pura ini terletak didaerah , kami terus berjuang....demi mengejar "Sunset" kami melewati jalan tikus. Setiap perjalanan begitu mengesankan, karena di jalan inilah kami bisa melihat sisi kehidupan sosial di Bali. Rumah - rumah penduduk, warung kelontong, warung makan, segerombolan anak - anak pulang sekolah dan kesibukan lainnya yang hanya bisa dilihat jika kita jadi penduduk di Bali bukan sebagai turis. Benar - benar melihat Bali dari sisi umum bukan dari sisi pariwisata. Wah kalo kita ikut tur atau lewat jalan umum....so pasti kita tidak akan bisa menikmati sisi indahnya keasrian masyarakat Bali.

Setelah berkutat dengan aneka belokan dan rintangan...akhirnya sampai juga di Pura Uluwatu, sang penjaga gerbang wisata pun sudah tau tujuan kita. Langsung kami digiring kelapangan parkir sambil ditarik biaya...apalah...mungkin guna menunjang tempat wisata....bla bla bla....sebesar Rp. 2.000,-.
Langsung kami menunju loket untuk bayar tiket seharga Rp.5.000,- dan dikasih sebuah selendang yang gunanya untuk menghormati atau semacamnya....

Pada saat kita mengunjungi Pura di Bali ada beberapa hal yang perlu kita ikuti tata caranya, terutama dalam berpakain. Tujuannya untuk menghormati, karena Pura adalah sebagai tempat beribadah dimana pengunjung yang datang diminta untuk berpakaian rapi. Bagi para wanita usahakan berpakaian yang sopan alias tidak mengumbar aurat, jika anda berpakain "tanktop & celana pendek" maka diminta untuk menyewa selendang untuk menutupi anggota tubuh yang terbuka. Bagi para pria pun juga diminta mengenakan celana panjang.

Begitu kita memasuki Pura, terasa sudah atmosfir Bali menyapa kami. Begitu kental suasana magis dari Pura ini ditambah dengan kondisi pengunjung yang tidak terlalu padat sehingga membuat kami termasuk beruntung bisa menikmati suasana yang lebih santai.

Pemandangan di Pura Uluwatu
Pada abad ke - 11 mulanya bernama Pura Sad Kayangan yang dipercaya oleh orang Hindu sebagai penyangga dari 9 mata angin. Juga digunakan sebagai tempat memuja seorang pendeta bernama Empu Kuturan. Kemudian, Pura ini juga digunakan untuk memuja pendeta suci berikutnya, yaitu Dang Hyang Nirartha, yang datang ke Bali di akhir tahun 1550 dan mengakhiri perjalanan sucinya dengan apa yang dinamakan Moksah atau menyatu dengan Sang Hyang Pencipta Alam Semesta, kata inilah yang menjadi asal nama Pura Luhur Uluwatu.

Kami terus berjalan menelusuri kompleks Pura tersebut yang berakhir sampai pada di bibir tebing. Disana kita dapat melihat hamparan laut lepas dimana dibawahnya merupakan pantai Pecatu yang sangat tersohor dikalangan para pecinta olahraga surfing. Waktu menjelang sore pun sudah menghampiri kami....pemandangan pun semakin cantik karena sang surya mulai menunju ke tempat peristirhatannya.

Sang surya mulai istirahat
Sebuah pemandangan yang sulit untuk dilukiskan...karena kebesaran Tuhan yang menciptakannya. Sinar Matahari yang awalnya kuning cerah berubah perlahan menjadi keemasan, membuat suasana magis & bersyukur pada sang pencipta semakin lengkap....dipadu dengan bunyi hempasan ombak dan cerahnya langit saat itu...sebuah perjalanan wisata yang lengkap untuk pembaharuan jiwa dan rohani kita.....

Selain pemandangan, kita juga akan disuguhi oleh atraksi alam dari para kera yang hidup dilingkungan pura ini. Mereka merupakan kera - kera liar dan sangat dilindungi oleh penduduk sekitar. Jadi para wisatawan yang berkunjung harap hati - hati dengan bekal bawaannya, karena sang kera ini lumayan cukup jahil untuk mengambil milik kita. Macam kacamata, anting panjang, atau kamera....intinya sesuatu yang dapat menarik perhatian mereka maka akan dirampas oleh si kera. Tapi tak usah kuatir karena ada pawangnya, jika dia berhasil merampas milik kita maka sang pawang pun akan cepat membantu kita menukar hasil rampasan dengan aksi sang pawangnya. Itupun jika sang kera tidak lari ketempat persembunyiannya dibawah tebing atau pawang gagal membujuk sang kera.

Sooo...untuk amannya lebih baik jika berkunjung ke Pura di Bali terutama Uluwatu usahakan jangan pakai kacamata atau anting panjang, karena benda tersebut sangat mudah diraih oleh sang kera yang dapat muncul kapan saja di sekeliling kita. Untuk yang bawa kamera pun harap dijaga dengan teliti....terutama yang memiliki lensa....ekstra hati - hati jika anda tak ingin lensa anda jadi sasaran sang kera.

Acara menikmati Pura Uluwatu pun sudah selesai tetap perasaan tetap belum terpuaskan....masih ingin menikmati pemandangan alam di tebing tersebut....apa dikata waktu terus berjalan, masih ada tempat lain yang harus kita kunjungi serta tugas mencari penginapan sudah harus dimulai.....

Perjalanan terus berlanjut menunju ke Kuta.........kali ini mencari penginapan.....



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bakmi Soen Yoe

Bulan Juni lalu merupakan waktu yang terpadat bagi saya....sangking padatnya segala hobby sempat terpending, salah satunya yach...blogger & food hunting.
Nah karena sudah mulai sedikit tertekan dengan segala kesibukan....akhirnya saya menyempatkan diri untuk "time out" sebentar, supaya jiwa & raga kembali segar maka saya memulai food hunting berdasarkan informasi yang saya terima dari mailist.

Apa sich....yang membuat saya penasaran dan bela - belain "time out". Nah ini dia....Konon ceritanya sich, ini merupakan salah satu restoran legendaris di daerah "Pasar Baru". So...karena cap "legenda" nya inilah maka saya mengunjunginya untuk menjawab rasa penasaran dari lidah & hasrat perut.

Berhubung informasi petunjuk arahnya agak membingungkan dan hanya ada satu petunjuk yang familiar yaitu "Bakmi Kelinci" maka tak segan - segan saya langsung menunju ke lokasi "Bakmi Kelinci" dan bertanya kepada penguasa lahan parkir daerah tersebut:

"Pak, numpang tanya dong...pernah dengar bakmi "Soen Yoe" tidak, dimana yach lokasinya?

"Ooohhh....gampang non, ini kan gang (sambil menunju sebuah gang yang berada di seberang resto "Bakmi Kelinci") non masuk, lalu lurus terussss....sampai mentok....lalu belok ke kiri. Nah dari situ pasti ketemu deh rm. bakmi "Soen Yoe", tepat berada di sebelah kiri non."

"Kalo masih bingung....jalan ada non pokoknya sampai mentok terus tanya orang disana....semua tau kok...."

"Oh...ok deh pak, makasih yach....."

Tampak wajah depan
Akhirnya hunting pun dimulai, ternyata lokasinya terletak di "lobang semut". Jadi makin penasaran.
Tibalah di TKP, wau...benar masih jadoel baik dari segi bangunan, interiornya pun juga jadoel, overall penampilan semua masih jadoel alias jaman encek - encek.

Saya cukup memesan menu bakmi ayam jamur yang harganya Rp.15.000,-. Soal rasa ehm.....mungkin di lidah saya hanya bisa masuk kategori lumayan lah.....enak. 

This is it "bakmi ayam jamur" ala "Soen Yoe"
Minusnya adalah di sambal....rasanya kurang pedas dan cuocok...karena berkesan manis gituuuu....sehingga menghilangkan cita rasa original si bakmi. Tekstur mienya sich oke, ayam pun juga oke....hanya kurang sedikit berlemak saja jadi kurang wangi & tastenya tidak menonjok....itulah yang membuat saya menilai lumayan enak.

setelah diaduk - aduk....
So...terserah anda...apakah anda penasaran, silakan dicoba dan berikanlah penilaian, karena soal rasa & selera itu kan menyangkut personal....tidak bisa disamakan....lah wong kita saja berbeda - beda....toh.











" SOEN YOE "
Sejak Thn. 1954
Jl Kelinci III no 12 (Gg. Sutek), Pasar Baru
Jakarta Pusat
Telp (021) 3865214

Merknya....

suasana di restoran




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

"Bali is Magic"

Anda tahu Bali? hampir seluruh orang di dunia ini pasti mengetahui / mengenal Bali. Pulau Bali atau biasa di sebut Pulau Para Dewa atau juga Pulau Dewata. Bali merupakan bagian dari salah satu pulau di Indonesia. Ibukotanya Denpasar, hampir sebagian masyarakatnya memeluk agama Hindu.

Daya tarik Bali terletak pada kehidupan masyarakat menjalani kesehariannya dalam tata kehidupan agama, seni dan budaya yang unik. Tidak hanya itu saja, pulau ini juga diberkahi dengan pemandangan alam yang lengkap, dari gunung sampai hamparan lautan yang indah.

Bali tidak saja didatangi oleh para wisatawan untuk berlibur, tetapi juga para seniman seperti pelukis, pemahat, penulis dan sastrawan. Inilah yang membuat para wisatawan menyebarkan keberadaan, keunikan budaya dan keindahan alam Bali di dunia Internasional. Pengembangan seni budaya ini dapat kita jumpai di kabupaten Gianyar, tepatnya di Ubud yang menjadi Ikon budaya dan pariwisata.

Tari Kecak
Salah satu keunikan seni Bali yang menarik Wisatawan adalah Tari Kecak. Sekitar tahun 1930-an, Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter Spies menciptakan tari ini berdasarkan tradisi Sanghyang dan bagian-bagian kisah Ramayana. Wayan Limbak memopulerkan tari ini saat berkeliling dunia bersama rombongan penari Bali-nya.

Tidak hanya stop sampai di bidang budaya & seni saja, beberapa tahun terakhir ini Bali juga dikenal sebagai salah satu spot olahraga air yang banyak di datangi oleh wisatawan asing. Surfing dan Diving adalah olahraga air yang cukup terkenal di Bali, bagi para surfer dunia Bali merupakan tempat terbaik untuk surfing karena gelombang ombaknya yang tidak pecah dan menurut infromasi di dunia ini hanya di Indonesia lah yang memiliki gelombang ombak yang indah untuk surfing, salah satu nya di Bali.

Pura Uluwatu
 Tidak hanya di mata wisatawan asing saja, wisatawan lokal pun juga tersihir oleh keindahan alam nya Bali, yang seakan - akan tak pernah habis memberikan hiburan. Salah satunya saya sendiri tersihir untuk kembali lagi ke Bali.

SEKILAS SEJARAH BALI
Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000 - 2500 SM yang bermigrasi dari Asia  Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dari India yang dibawa oleh kerajaan Majapahit.

Itu sebabnya kebudayaan Bali mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan India. Pulau ini dahulu lebih dikenal dengan nama Walidipa ini ditemukan dalam sebuah Prasasti BlanjongSri Kesari Warmadewa pada 913 M bahkan di jaman inilah mulai dikenal sistem irigasi subak untuk penanaman padi. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu.  yang dikeluarkan oleh

Dengan runtuhnya kerajaan Majapahit (1293 - 1500 AD) yang beragama Hindu di pulau Jawa karena datangnya kerajaan Islam di Nusantara, hal ini menyebabkan banyak Bangsawan, pendeta, artis, dan masyrakat Hindu lainnya menyingkir dari pulau Jawa ke Bali.

Pada tahun 1597 datanglah seorang Eropa dari Belanda yang pertama kali menemukan Bali Cornelis de Houtman tujuan perjalanan nya adalah mencari rempah - rempah. Ternyata keunikan budaya penduduk dan tanah yang subur serta kegiatan pertanian menarik perhatian Ekspedisi de Houtman.

Belanda melalui VOC mulai melaksanakan penjajahannya di tanah Bali.  Dimulai dengan taktik perangnya mengadu-domba penguasa Bali yang saling tidak mempercayai satu sama lain dan melakukan serangan besar lewat laut dan darat terhadap daerah Sanur dan disusul dengan Denpasar.

Rakyat Bali tidak mudah menyerah, sekalipun mereka kalah dalam jumlah dan persenjataan mereka tetap punya semangat juang yang sangat tinggi untuk mempertahankan tanah mereka, sehingga terjadilah perang sampai mati atau yang dikenal dengan "Perang Puputan". Perang tersebut telah melibatkan seluruh rakyat baik pria maupun wanita bahkan termasuk rajanya sendiri ikut dalam perang. Diperkirakan sebanyak 4.000 jiwa yang telah tewas dalam peristiwa ini.

Selanjutnya, para gubernur Belanda yang memerintah hanya sedikit saja memberikan pengaruhnya di pulau ini, sehingga pengendalian lokal terhadap agama dan budaya umumnya tidak berubah. Hal inilah yang menyebabkan kenapa adat istiadat serta kebudayaan di Bali tetap bertahan dan masih dilaksanakan secara turun temurun sampai saat ini.

"Bali memang tidak ada matinya deh". Iya itulah Bali, sebagai salah satu Icon pariwisata. Dari dulu, tepatnya waktu pertama kali saya berkunjung ke Bali (sekitar th 1995) sampai saat ini,  kesetiaan para penduduknya memberikan pelayanan wisatawan semakin maju pesat.

to be continue......." My trip at Bali"



Ref:
1. Foto Tari Kecak - search by "Google Picture"
2. Foto Pura Uluwatu By: The Lady M-Ebook



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

RM. Medan Baru - Sunter

Sore itu....setelah sibuk seharian, perut mulai terasa luferrr.....malah jalanan macet pula...

Aha....akhirnya nemuin tempat singgah yang pas untuk isi bensin di perut. RM. Medan Baru, sebenarnya sudah lama si saya kenal resto ini hanya baru kesampaian mengunjunginya sekarang ini.

Saya kenal resto ini dari tempat kerja saya waktu dulu....nah kebetulan Ex.Big Bos saya hobby banget makan siang menu Medan Baru, bisa hampir tiap hari deliverynya, apalagi jika teman - temannya datang ngumpul di kantor pas jam makan siang.....bisa - bisa 1/2 menu yang ada di Medan Baru di suruh delivery ke kantorku. Alhasil otomatis saya sebagai "Tukan Order" kecipratan makanan tersebut.

Hampir semua masakan di RM. Medan Baru ini eunak - uenak....plus top markotop (sori pak Bondan, pinjam semboyannya) jika lidahnya sesuai...... 

Saya memesan menu favorit yaitu paket Nasi Rendang, bumbu rendangnya wangi rempah - rempah dengan tekstur bumbu yang basah serta daging yang empuk. Tidak lupa juga saya pesan pepes tahu yang tersisa 1(satu) buah. Sedangkan partnerku pesan paket Nasi Dendeng Balado. 

Satu lagi kelebihan dari paket nasi ini ada sajian tempe orek, daun singkong juga tambahan acar timun dan 2(dua) macam sambal yaitu sambal ijo & merah. Mantap bukan......ehmmm.....pasti mantaffff abizzzz......dan memang eunak tenannnn...........kenyang dan puas.

Penasaran mau membuktikan rasa enaknya...silakan datang saja ke :

RM. Medan Baru Sunter
Kompleks Griya Inti Sentosa 
Jl. Griya Agung 62, Blok N3/18 Sunter Agung, Jakarta Utara
Jakarta Utara, DKI Jakarta
 
Nomor Telepon:
021-6404105

Waktu makan di retoran ini saya sempat berbincang sebentar dengan pelayannya. 
"Kenapa RM. Medan Baru ini dibilang resto Aceh, sedangkan menu nya mirip - mirip Padang macam ada rendang dan dendeng nya?"
Maka dijawablah.....
"Yang masak & pemiliknya orang Aceh, sedangkan menu walaupun sama dengan RM.Padang tapi bumbunya berbeda yaitu bumbu masakan Aceh. Kesimpulannya nama makanan boleh sama, yang beda adalah bumbunya...."


suasana open kitchen RM. Medan Baru

Open Kitchen RM. Medan Baru

RM. Medan Baru

Bagian Depan RM. Medan Baru

Paket Nasi Rendang

Paket Nasi Dendeng Balado

Pepes Tahu



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS