My Foot Step on Makassar - Benteng Fort Rotterdam

Akhir thn 2011, Aku kembali lagi melangkahkan kaki ku di peta perjalananku....
Aku berkunjung ke Makassar untuk pertama kalinya. Tujuan ku disini untuk mengunjungi dan merayakan natal & tahun baru bersama keluargaku........

Tak hanya berhenti di kunjungan saja, Aku juga menyempatkan diri untuk keliling kota Makassar sambil icip2 kulinernya yg hmmm....yg pasti wenakkk.....

Sayangnya kunjungan ku di akhir tahun 2011...disambut dengan hujan terus menerus selama beberapa hari....sehingga aku hanya memiliki sedikit kesempatan mengunjungi tempat bersejarah di Makassar. 
Kecewa....iyap, karena banyak sekali tempat wisata yg tadinya ingin kukunjungi hampir batal semua karena cuaca. 
Jadi saranku, jika anda ingin berwisata lebih baik pertimbangkan kembali cuaca & iklim yg sedang berlangsung di tempat tujuan anda.

Akhirnya, muncul juga matahari di pagi hari setelah berhari - hari hujan mengguyur Makassar. Langsung kami putuskan untuk mengunjungi benteng Fort Rotterdam, salah satu peninggalan bersejarah di kota Makassar. Letaknya tak jauh dari Pantai Losari, bahkan bisa di bilang hampir satu area dengan Losari.
Jadi jika anda sudah mengunjungi Pantai Losari yg tersohor itu...sekalian saja kunjungi Benteng ini. Jangan lupa juga jika capek jalan minumlah es kelapa yg banyak dijajakan di pinggir pantai tersebut....hrrrgghhh....seugarrrr rasanya, apalagi dinikmati pas selesai keliling Benteng.

Pas begitu kami sampai....ternyata kunjungan kami sedikit terganggu karena adanya pekerjaan perawatan benteng. Walaupun memang mengalami sedikit tidak nyaman....tapi saya usahakan untuk menelusuri setiap jengkal tanah di benteng ini.


Sekilas kisah sang Benteng Fort Rotterdam 

Benteng Fort Rotterdam atau biasa disebut juga dengan Benteng Ujung Pandang, merupakan sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa - Tallo. Konon bentuk benteng ini menyerupai seekor penyu yang hendak merangkak turun ke lautan. 

Pas sekali yach....sudah bentuknya seperti penyu dibangun nya pun pas terletak di pinggir pantai sebelah barat kota Makassar. Apa hubungannya? aku tak tau, lebih baik tanya ahli sejarahnya saja..... 

Kenapa seekor penyu? menurut filosofi kerajaan Gowa, bahwa penyu dapat hidup di darat maupun di laut. Begitu pun dengan Kerajaan Gowa yang berjaya di daratan maupun di lautan.

Sultan Hassanudin
Benteng ini dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Gowa ke-9 yang bernama I manrigau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tumapa'risi' kallonna. Awalnya benteng ini berbahan dasar tanah liat, namun pada masa pemerintahan Raja Gowa ke-14 Sultan Alauddin konstruksi benteng ini diganti menjadi batu padas yang bersumber dari Pegunungan Karst yang ada di daerah Maros. 

Sebelum benteng ini berganti nama Fort Rotterdam dulunya....orang Gowa-Makassar menyebut benteng ini dengan sebutan Benteng Panyyua yang merupakan markas pasukan katak Kerajaan Gowa. Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya menandatangani perjanjian Bungaya yang salah satu pasalnya mewajibkan Kerajaan Gowa untuk menyerahkan benteng ini kepada Belanda. 

Pada saat Belanda menempati benteng ini, nama Benteng Ujung Pandang diubah menjadi Fort Rotterdam. Cornelis Speelman sengaja memilih nama Fort Rotterdam untuk mengenang daerah kelahirannya di Belanda. Benteng ini kemudian digunakan oleh Belanda sebagai pusat penampungan rempah-rempah di Indonesia bagian timur.

Di kompleks Benteng Ujung Pandang kini terdapat Museum La Galigo yang di dalamnya terdapat banyak referensi mengenai sejarah kebesaran Makassar (Gowa-Tallo) dan daerah-daerah lainnya yang ada di Sulawesi Selatan. Sebagian besar gedung benteng ini masih utuh dan menjadi salah satu objek wisata di Kota Makassar. 

Selain sejarah Makassar ternyata Benteng Fort Rotterdam pernah menjadi tempat pengasingan Pangeran Diponegoro pada masa penjajahan Belanda. Di sinilah Pangeran Diponegoro ditahan dan menghabiskan sisa hidupnya. Anda dapat melihat ruang tahanan yang sempit, sebagai tempat Pangeran Diponegoro saat ditahan.
Nah sayangnya.....saat kunjungan itu, aku tak bisa masuk ke musiumnya. Karena adanya pekerjaan renovasi tersebutlah yang membuat ku sedikit belum puas dengan kunjungan ini. Tapi....saya akan kembali lagi ke sini saat kunjungan berikutnya dan saat itu pasti Bentengnya sudah gagah.......

Nah di bawah ini saya sajikan sedikit sudut - sudut dari sang Benteng....

pintu masuk

sang pintu gerbang benteng








sudut belakang dari Benteng



konon merupakan tempat pembuangan air kotor / selokan

lobang untuk mariam

tampak sekali kesan bangunan tuanya...terawat...






dalam proses renovasi

dari sisi atas benteng



reruntuhan apakah ini???


pemandangan di sekitar benteng dari sisi atas















  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisah food huntingnya bumil

Boleh percaya boleh tidak...
Boleh dicoba boleh juga tidak...
Boleh nyicipin boleh juga tidak...

Semuanya ini kembali kepada keputusan anda, saya disini hanya sebagai pemberi informasi & juga sharing...
Penilaian nya kembali kepada pribadi masing - masing.

Aku ini seorang pengemar kuliner, dalam kamus ku tak pernah ada kata "tak nafsu makan" sekalipun sakit deman ato ringan lainnya....pasti ada aja menu yg terlintas di otak ku untuk ku santap dengan nikmat.

Nah kali ini akhirnya saya mengalami kesulitan yg superrrr sulit. "Tak nafsu makan" akan menjadi kosa kata baru dalam dunia kulinerku selama trimester pertama kehamilanku....

Yap...I'm pregnant woman now. Nafsu makan menurun dengan drop itu adalah gejalaku, but tidak semua wanita akan mengalaminya kok...setiap tubuh manusia kan berbeda, so pasti efeknya pun berbeda. Selain nafsu makan yg hilang...aku juga menjadi sangat pemilih makanan. Yang awalnya saya bukan pemilih sekarang menjadi pemilih. Seperti menolak bawang putih yang hanya melihatnya sudah dapat membayangkan baunya dan mulai enek, lalu Brokoli dimana sensor otak ku bisa menyimpan rasa dan bau khas brokoli yg membuatku mual dan menolaknya.....dan masih banyak lagi penolakan2 lainnya....

Singkat kata....apa yg saya suka selama ini akan menjadi apa yg tidak saya suka. Bahkan hobby masak ku saja jadi stop selama kehamilan ini...(semoga di trimester dua sudah normal, soalnya banyak resep yg mau di praktekkan nich...termasuk resep kreasi sendiri).

Okeh.....karena kesulitan makan ini akhirnya sampai juga di titip permasalahan yg paling ditakutkan. " Lapar pada malam hari" syukurnya saya tidak ngidam makanan yg sulit untuk dicari saat malam menjelang.....

Malam itu saya tiba2 lapar....dan sensor otak ku mengirim sinyal ingin makan dengan diskripsi sebagai berikut:
*. Makanan berkuah
*. Klo soto harus bening tidak suka santan or telalu banyak bumbu....
*. Maunya terasa kuah yang panas & segarrrr....
*. Trus klo digadokan ke nasi rasanya gimanahhhh...gituuu....

Setelah ku ungkapkan deskripsi makanan ku.....akhirnya my hubby bejuang ajak saya kllg cari makan dimalam itu. Dimulai dr TKP terdekat lingkungan sekitar kami di Aprtman mediterania, dimana saat maghrib tiba akan banyak muncul penjaja makanan k5. Setelah kllg semua blok dan tidak ada yg mengena di hati....kami luncur ke jalan Bungur, dimana bayangan kami disini yg ada hanyalah empek2, tak mungkin ada makanan berkuah....kalaupun ada Soto Mie pak Kumis yg sudah tutup atao soto kambing.

Waktu sudah menunjukan pukul 9.30 malam, hubby masih berjuang untuk ku.....akhirnya kami menangkap tulisan spanduk besar dengan gambar makanan yg menggiurkan "SOTO LAMONGAN". Langsung aku jawab "boleh juga deh di coba ini...."

Begitu selesai parkir, lekas saya masuk ke resto tersebut. Lalu waktu melirik tamu yg sedang makan empek2...indra ku langsung meminta "sekalian juga pesen empeknya, mana tau enak juga...habis yg yg makan orng nya nafsu banget". Jadi kami pun memesan 1 porsi soto ayam lamongan dengan nasi serta 1 porsi kapal selam & lenjer kecil.

Makanan datang....sasaran pertamaku adalah soto ayamnya...langsung kucicipi tanpa ditambah pelengkap jeruk nipis, sambal & kecap manis. Rasanya....mantafff, ini komentar lidah ibu hamil. Aku suka dengan rasa kuahnya yg berbumbu dan soft sekali...karena cocok saya tidak bisa mendiskripsikan lebih detial soal bumbunya...soalnya sense bumbu lagi "OFF" yang ada hanya sense "enak" or "tidak enak" . Sudah cocok dengan rasa yg original...baru deh saya mulai taro perasan jeruk nipis nya....dan ergghhh gila mantaffff deh segerrrnnyaaa....asam nya pun terasa ditingkat yg cantik dan dipadu bumbu sotonya jadi semakin weeenaaaakkk tenannn.....kecap manis & cabe, tidak saya sertakan karena merasa dapat merusak nikmatnya kesegaran soto untuk bumil. hehehe.....

soto ayam lamongan



Sudah asik dengan soto, aku coba dengan empek2 nya. Pertama ku hanya menjilati cuka nya, saya tak berani sruuuppp cukanya krna tenggorokan ku yg menolak rasa cuka ini. Tapi overall cuka nya masih wokewenakkk...dan empek2nya favoritku direbus, kekenyalan nya cukup oke...tidak keras saat saya belek dengan sendok, walaupun sudah agak dingin anget. Rasa nya lumayan empuk terasa wangi ikan nya.

empek2 kapal selam & lenjer
Overall saya suka sekali makan di sini selama hamil ini. Rasanya, seperti cocok dilidah & gigiku yg kepingin lunak lembut di empek2 nya. Sebenarnya selain menu soto & empek2, di resto ini masih banyak ditawarkan menu lainnya yg berbau khas kuliner Palembang. Soal harga cukup terjangkau kok, gak akan membuat kantong mu bolong.

Harga seporsi soto lamongan daging ayam Rp.12.000,- 
isi nya: daging ayam suwir, bihun, 1/2 telur rebus, irisan kol & tomat, taburan kerupuk udang halus, bawang goreng.
Nasi putih Rp.4.000,-
Empek kapal selam besar Rp.11.000,-
Empek lenjer kecil Rp.3.500,-

Penasaran dengan cita rasa Bumil....silakan singgah saja di sini:
PEMPEK NELLY 10 ULU - Masakan Palembang
Jl. Garuda No.59
Kemayoran - Bungur

 




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS