Petualangan di negeri Singa - Merlion Park - 8

Berhubung masih hujan dan stasiun MRT Ang Mo Kio (tempat saya menginap) sudah semakin dekat maka saya putuskan turun di Ang Mo Kio saja dan mampir sebentar sambil menunggu hujan reda.


Mall disini tidaklah besar kurang lebih seluas Plaza Semanggi, begitu masuk mall terasa sekali ambience belanja yang lebih harum dari pada wangi counter roti breadtalk yang pas berada disisi kiri escalator naik ke lantai dasar Mall Ang Mo Kio. Penataan toko disini sama bagus seperti mall di Jakarta macam Taman Anggrek. Jalan - jalan di mall lihat kiri kanan, banyak sekali penawaran diskon dan baju - baju....sayang karea saya tidak suka belanja, yang ada hanya cuci - cuci mata saja. 

Setelah keliling ternyata ada yang menarik minat saya, "Taiwan Food & Snack Affair" nah ini nich.....yang pasti saya lirik dan ubek - ubek. "Food" "Affair", memang cocok dengan selera saya, wah senang nya berada area ini. Banyak sekali mi instan dari Taiwan yang kebetulan saya pera mencicipi rasanya, jadi saya beli beberapa untuk oleh - oleh. 

Hujan sudah reda, saya putuskan kembali ke apartmen untuk bersih - bersih, istirahat sebentar sambil menunggu teman saya yang sebentar lagi pulang training lalu kami akan lanjut ke Merlion Park.

Malam ini jadwalnya ke Merlion Park, ke Singapore tanpa mengunjungi dan berfoto disini bisa berarti anda belum ke Singapore. Merlion merupakan lambang atau Ikon dari negara Singapore, berupa patung ikan berkepala singa. Namanya sendiri diambil dari gabungan ikan Mermaid dan Singa, ikan berkepala singa ini ternyata mengingatkan akan sebuah legenda Sang Nila Utama.


Merlion Statue
Sekilas Kisah Sang Nila Utama

Sang Nila Utama adalah seorang pangeran dari Palembang, dahulu merupakan ibukota kerajaan Sriwijaya. Ingin menemukan tempat yang cocok untuk sebuah kota baru, ia memutuskan untuk mengunjungi pulau-pulau lepas pantai Sumatera Selatan Palembang. Dia berlayar di beberapa kapal. Dia dan anak buahnya tiba di Kepulauan Riau dan disambut oleh ratu. Beberapa hari kemudian, Sang Nila Utama pergi ke sebuah pulau terdekat dalam perjalanan berburu.

Sementara berburu, ia melihat seekor rusa dan mulai mengejarnya. Dia datang ke sebuah batu yang sangat besar dan memutuskan untuk mendakinya. Ketika dia mencapai puncak, ia memandang ke seberang laut dan melihat pulau lain dengan pantai berpasir yang memiliki penampilan selembar kain putih.

Meminta salah satu menterinya apa tanah itu, ia diberitahu bahwa itu adalah pulau Temasek. Ia kemudian memutuskan untuk mengunjungi Temasek. Namun, ketika kapalnya ke laut, badai besar meledak dan kapal itu terlempar oleh  gelombang besar. Kapal itu mulai tenggelam dalam air.

Untuk mencegah dari tenggelam, anak buahnya melemparkan semua hal berat di atas kapal ke laut untuk meringankan kapal. Tapi tetap air terus memasuki kapal dan Sang Nila Utama, atas saran dari petugas kapal, melemparkan mahkota yang berat ke laut. Saat itu, badai mereda dan ia mencapai Temasek dengan aman.

Dia mendarat di mulut Singapore River saat ini dan pergi ke pedalaman untuk berburu binatang liar. Tiba-tiba, ia melihat seekor binatang aneh dengan tubuh merah, kepala hitam dan putih payudara. Itu adalah hewan yang tampan dan bergerak dengan kecepatan tinggi seperti menghilang ke hutan.

Dia bertanya kepada menteri, kepala binatang apa itu? dan diberitahu bahwa ini mungkin adalah seekor singa. Namun, studi terbaru dari Singapura menunjukkan bahwa singa tidak pernah tinggal di sana (bahkan tidak ada singa Asia), dan binatang yang dilihat oleh Sang Nila Utama kemungkinan besar harimau Malaya. Ia senang dengan karena ia percaya menjadi pertanda baik akan datang. Jadi, ia memutuskan untuk membangun kota baru di Temasek. Dia dan anak buahnya tinggal di pulau itu dan mendirikan sebuah kota.

Dia bernama kota "Singapura". "Singa" berarti singa dan "pura" berarti kota. Nama demikian berarti Kota Singa. Sang Nila Utama memerintah Singapura selama 48 tahun dan dimakamkan di Bukit Larangan (sekarang-hari Fort Canning Hill).

Tidak menyangka bukan, bahwa penemu negara Singapore ternyata berasal dari Tanah Indonesia...... 

Cara menunju lokasi ini sangatlah mudah, cukup naik MRT turun di stasiun Raffles Place atau City Hall dan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Saya dan teman memutuskan untuk turun di City Hall sambil berjalan - jalan, lumayan agak jauh sich untuk menunju ke TKP Merlion yang ujungnya terbayar dengan kegembiraan. 

Menara Chijmes
Selama perjalanan saya telah dibuai dengan kehidupan night lifenya yang terlihat di area Chijmes. Chijmes ini merupakan sebuah area yang luasnya 16.187 meter persegi atau 4 hektar, dengan berdirinya sebuah bangunan bersejarah yang dikenal sebagai biara Katolik yaitu " Biara Bayi Kudus Yesus" dan tempat biara yang dikenal sebagai Rumah Caldwell, yang telah berdiri sejak tahun 1854 dan dijadikan sebagai salah satu monumen nasional.
Selain menjadi aset sejarah, pemerintah Singapore pun berusaha mengeluarkan ide pariwisatanya dengan menyulap area ini menjadi area serbaguna yang bertujuan komersil. Diantaranya sebagai gedung pernikahan, galeri seni, area konser atau pertunjukan teater dan tempat hangout. Jadi jika anda melewati tempat ini pada malam hari, jangan kaget kalo anda akan menemukan banyak sekali muda - mudi eksekutif serta para ekspatriat yang hilir mudik serta mata akan terpukau dengan indahnya pancaran sinar lampu dari biara bergaya Gothic ini.

City Hall
Sambil terus berjalan menunju Merlion Park, kami ketemu lagi bangunan dengan gaya arsitektur Eropa yaitu City Hall, sayang saat itu malam hari jadi penerangan nya sangat kurang alias remang - remang, walaupun kondisi remang - remang bangunan ini terlihat sangat gagah, terus berlanjut ketemu sebuah jembatan namanya Anderson Bridge, bangunan nya mirip gaya Eropa juga rada - rada unik jadul kesannya. Tak jauh dari jembatan ada sebuah restoran yang berbentuk dek kapal dan dari jauh terlihat cahaya sinar dan nightlife yang sangat ramai, The Fullerton Waterboat House restoran sekaligus kafe yang cukup bergengsi. 

Perjalanan semakin dekat, patung Merlion pun sudah mulai terlihat. Sebelum sampai di TKP kami sempat berhenti sejenak di perempatan jalan untuk menunggu giliran menyebrang jalan. Sambil menunggu, pemandangan Hotel Fullerton begitu menggodaku dengan sinar lampu nya lagi yang indah. 

Sampailah juga kami akhirnya di Merlion Park, sekalipun hari sudah malam tetap terlihat indah dan terang karena cahaya lampu dari hotel juga lampu tembak yang dipasang didekitar taman. Suasana di sekitar tidaklah terlalu ramai oleh rombongan turis, mungkin karena malam hari. Banyak sekali orang - orang yang berfoto narsis ria disini untuk dijadikan kenang - kenangan sebagai tanda bahwa sudah pernah ke Singapore. Cuaca saat itu sangat bersahabat udara pun juga menyegarkan. Setelah sesi foto - foto sudah puas, kami sempatkan diri istirahat sambil menyaksikan hilir mudik para turis.
Istirahat selesai, perjalanan kami terus lanjutkan menelusuri jembatan dekat jalan raya, yang terus berlanjut ke area sekitar taman Esplenade. Malampun semakin larut akhirnya kami pun memutuskan pulang dengan MRT.

Hari yang cukup melelahkan.....sudah seharian penuh kaki digunakan berjalan, walaupun berjalan kaki saya tetap senang sekalipun lelah. Karena jalan - jalan di Singapore itu sangatlah bersih dan tidak ada penjual K5 yang berjualan di trotoar. Itulah alasan yang membuat saya selalu senag ingin kembali ke Singapore lagi dan touring dengan kaki dan MRT yang dijamin 100000......% keamanannya.


New parlemen house
Indo Chine cafe


Cavenaghn Bridge & Fullerton Hotel

The Arts House Museum


street around the art house


 Daftar Pustaka :
1. Wikipedia
2. http://www.chijmes.com.sg





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar